Surabaya, 13 Oktober 2024 – Women and Youth Development Institute of Indonesia (WYDII), bersama mahasiswi IAIN Kediri yang tergabung dalam Focal Point dan Gerakan Mahasiswa Surabaya (GMS), melakukan audiensi dengan Wakil Ketua Komisi E DPRD Jawa Timur, Bapak Jairi Irawan. Kunjungan ini menjadi momen penting dalam menyuarakan aspirasi generasi muda untuk mendukung kebijakan inklusif yang adil dan responsif terhadap kelompok rentan.
Audiensi ini semakin spesial dengan kehadiran Mbak Abidah, seorang penyandang disabilitas tuna rungu, yang melalui ibunya menyampaikan aspirasinya. Pesan yang disampaikan penuh semangat, menyoroti pentingnya perhatian pada hak disabilitas dan akses yang setara bagi semua masyarakat. Kehadiran Mbak Abidah menjadi simbol perjuangan inklusivitas di tengah dinamika sosial yang masih menghadirkan tantangan bagi kelompok rentan.
Aspirasi yang Disampaikan:
- 1. Posyandu untuk Remaja: Mengusulkan program kesehatan mental berbasis puskesmas atau tim keliling yang hadir di kecamatan secara rutin, menjadikan Jawa Timur sebagai proyek percontohan nasional untuk intervensi kesehatan mental bagi anak muda.
- 2. Kebebasan Berekspresi dan Berserikat: Memastikan kebebasan tanpa diskriminasi, menciptakan ruang dialog yang aman bagi kelompok minoritas.
- 3. Pendidikan Inklusif untuk ABK: Menjamin keberadaan Guru Pendamping Khusus (GPK) di sekolah-sekolah dengan pelatihan khusus untuk mendukung ABK.
- 4. Pengesahan RUU Perlindungan Disabilitas dan Perempuan: Mendesak pengesahan segera, dengan jaminan ruang aman dan hak kerja yang setara, termasuk peluang kerja minimal dua posisi untuk disabilitas di setiap perusahaan.
- 5. Shelter untuk Korban Kekerasan: Penyediaan shelter di setiap kota/kabupaten untuk melindungi dan mendampingi korban kekerasan.
Tanggapan Positif DPRD Jawa Timur
Bapak Jairi Irawan memberikan apresiasi atas aspirasi yang disampaikan. Dalam audiensi tersebut, beliau memaparkan rencana kerja Komisi E yang selaras dengan agenda advokasi WYDII dan aliansi. “Kolaborasi seperti ini penting untuk memastikan kebijakan yang dibuat benar-benar menjawab kebutuhan masyarakat,” ungkap Jairi.
Audiensi ini juga bertepatan dengan 16 Days of Activism dan menjelang Hari Disabilitas Internasional pada 3 Desember mendatang, sehingga menjadi pengingat pentingnya perhatian terhadap isu inklusivitas, kesehatan mental, dan perlindungan kelompok rentan. WYDII berharap, momentum ini menjadi langkah awal kolaborasi berkelanjutan antara pemuda, perempuan, dan pemangku kebijakan.
Membangun Kolaborasi untuk Masa Depan yang Lebih Adil
Kunjungan ini menunjukkan semangat anak muda untuk berperan aktif dalam membangun bangsa yang lebih beradab dan berkeadilan. WYDII dan aliansi mengajak generasi muda untuk terus bersuara dan bergerak, demi menciptakan perubahan yang berarti bagi Indonesia.
#WYDII #Inklusivitas #16HAKTP #16DaysOfActivism #KesehatanMental #HakDisabilitas #PemudaBeraksi
Latest News
Zoom Training: Evaluasi dan Tindak Lanjut - Implementasi Kampus Aman
Pelatihan Kepemimpinan dan Pendidikan
Mardiko Saputro, Program Koordinator WYDII, Terlibat dalam Pelatihan Global WLP untuk Memahami Institusi Demokratis Internasional